Sesuatu itu beisi tiga perkara:
Nuansa, rasa, dan merah muda
Maka begitulah manusia menuai prasangka
Sedalam lautan ketika sedang nelangsa
Seterang mentari ketika ceria
Semanis madu ketika mencumbu
Dan seisi dunia dibuatnya terpaku
Bulan yang malu mengangguk-angguk
Mars yang menyala padam seketika
Dalam pada maya sesuatu itu terus memburu
Membuat sang pemuja terengah-engah
Antara suka, duka, dan putus dan asa
setengah berlari menuju anarki
dan sesuatu itu pula seloka merupa
siapapun akan mabuk dalam buaiannya
positiflah rahim negatiflah ranah
tak ada yang mampu menerka akan jadi apa pemuja
tetapi entah apa konkretnya
meski tak teraba,
ia tetap saja merah muda,
menuansa atau merasa:
adalah Cinta.
Palembang, 21 Maret 11, 03:19
Monday, March 21, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tak SebeNing Namamu
Ning, konon begitu namamu Itu yang kudengar dari angin yang berhembus kencang Ning, sayang nasib tak begitu ramah menghampirimu Gentar sese...
-
dan rasaku pun tidak sama dengan rasamu seperti sunnatullah cinta pun mengikutinya hatiku menyamudra dibalik tiran serupa brahmana terluka c...
-
Malam tiba merayu kelam Meski sama mencekam Kuyakinkan tak kan ada yg membawamu tenggelam Bukan karena alam meredam Sedang mentari diam ter...
-
Kita adalah Lumpur Yang muncul pelan – pelan mengganas Menghitamkan seluruh Mulai dari pinggir hingga ke jalan tol Ini bukan prosa yang dipe...
No comments:
Post a Comment