Friday, August 6, 2021

Ajak Aku Bicara

Simbol atau tanda dalam komunikasi, sebenarnya ini yang ingin saya bicarakan. Pernah dibantingin pintu ga? Tanpa tahu sebabnya apa. Pernah diteriakin ga? Tanpa tahu sebabnya apa. Percayalah, simbol komunikasi itu diberikan akan kita mengerti maksud orang tersebut.

Aneh ya, gak ngomong tapi minta dimengerti. Solusinya jelas ya, jangan minta orang jadi cenayang, paham maksud tanpa dijelaskan. Ketika menginginkan sesuatu dari seseorang, ungkapkan dengan jelas, jangan malah memberikan tanda. Apalagi jika tanda itu berakibat negatif, menimbulkan potensi keributan, membuat orang lain sakit hati/tersinggung, atau membuat diri menjadi emosi. 

Sesungguhnya kamu hanya butuh menyampaikan dengan kalimat yang jelas, apa yang kamu inginkan terhadap orang tersebut. 

Kalau lagi malas ngomong bagaimana? Tanggung saja konsekuensinya, jangan malah ngamuk. Tanggung konsekuensinya dan terima dengan lapang dada bahwa orang tersebut tidak melakukan apa yang kamu inginkan. Terima konsekuensinya kalau kepalamu sampai pusing melihat orang tersebut. Terima konsekuensi dari berharap lebih terhadap seseorang yang kamu pikir dia akan peka tapi ternyata tidak.

Kenapa? Karena hanya dirimu sendirilah yang dapat mengendalikan pikiran dan keinginanmu. Bukan orang lain. Kamu kecewa orang lain tidak sepeka itu? Coba evaluasi lagi, apakah pola komunikasi kamu dan orang itu memang saling mendekatkan atau malah saling menjauhkan. 

Jika kamu masih sering memakai kata-kata "seharusnya dia begini dan begitu" kepada seseorang, jelas pola komunikasi yang kamu lakukan malah menjauhkan. Ketika kamu sampaikan pun hal ini akan menjadi masalah, karena kamu memaksakan orang tersebut menjadi versi yang kamu inginkan.

kamu mengukur orang tersebut melalui sudut pandangmu. Adilkah? Tentu tidak adil, karena kamu juga pasti memiliki kelemahan tersendiri, yang kamu inginkan orang lain bisa menerimanya.

So, jangan banting pintu atau teriak-teriak gak jelas. Sampaikan maksudmu dengan jelas, ajak aku bicara. 

Tak SebeNing Namamu

Ning, konon begitu namamu Itu yang kudengar dari angin yang berhembus kencang Ning, sayang nasib tak  begitu ramah menghampirimu Gentar sese...